Lampung Utara - Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Utara menggelar
Dialog bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Agama
(Kemenag), GP Ansor, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Fatayat,
Kesbangpol, Kodim, dan juga Polres setempat, di Gedung PCNU, Selasa
(15/3).
Kegiatan
tersebut bertujuan guna membahas Majelis Tafsir Al Qur’an (MTA) yang
sudah mulai ada dio Kotabumi Lampung Utara, yang mana keberadaan MTA ini
cenderung meresahkan sebagian umat Islam.
Menurut Ketua PCNU Lampung Utara KH. Sonhaji Aziz, MTA merupakan ajaran yang membuat resah dan akhirnya menimbulkan konflik.
"Sama
halnya dengan gerakan pembaharu Islam yang lain, MTA ini juga sudah
lumayan lama di Indonesia. Jadi MTA muncul lagi setelah sekian lama
hilang, MTA ini malah datang dengan ajaran yang membuat resah akhirnya
menimbulkan konflik ," ujar Pengasuh Ponpes Istiqlal Sungkai Barat itu
pula.
"Apa
yang dilakukan MTA selama ini bukan melakukan tafsir terhadap Alquran
berdasarkan tafsir-tafsir yang sudah ada, tapi lebih ke menterjemahkan
dan cenderung tekstual. MTA masih sangat jauh dikatakan sebagai penafsir
yang mengerti Alquran, saran saya MTA agar lebih banyak lagi belajar
tentang Islam," kata KH Abdul Syukur Syah Pengasuh PonPes Daarul Khair
Kotabumi menambahkan.
Sementara
Itu, Sekretaris PCNU Lampung Utara Agus Toni, S.Ag mengatakan, MTA
memprovokasi umat Islam Indonesia yang sudah memiliki budaya yang kuat
dengan ciri khas keislaman Indonesia, NU dalam posisi ini bukan membekukan
dan membubarkan MTA, tetapi memberi anjuran agar MTA lebih banyak
belajar lagi, supaya tidak membuat resah dan memicu konflik, demikian
Agus Toni.
No comments:
Post a Comment