Way Kanan - Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Porabudpar) Kabupaten Way Kanan di Lampung kembali mengajak Gerakan Pemuda Ansor setempat memotivasi 30 pemuda di daerah itu untuk berani berwirausaha.
Kepala Dinas Porabudpar Harun Anosa, di Blambangan Umpu, Rabu (23/3) mengharapkan kegiatan instansinya melahirkan pemuda-pemuda kreatif, mandiri dan tidak takut untuk menjadi wirausaha.
"Sangat tidak ada manfaatnya jadi pemuda kalau hanya bisa gagah-gagahan, naik sepeda motor, buka baju sambil merokok. Lebih baik dan bermanfaat menjadi pemuda yang bisa mandiri, berani berwirausaha. Kita doakan Ketua Pemuda Ansor Gatot Arifianto sehat terus sehingga bisa bekerja sama dengan kami, menjadi pembicara, memotivasi pemuda seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Harun didampingi Sekretaris M Syahri dan Kepala Bidang Pemuda Intan Baiduri.
Gatot diminta menjadi pembicara kewirausahaan pada kegiatan bertajuk "Peningkatan Upaya PertumbuhanKewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Kabupaten Way Kanan Tahun 2016". Namun pendiri kewirausahaan sosial "Halal" (Hijamah/bekam Sambil Beramal) tersebut lebih senang disebut sebagai fasilitator. "Saya kurang nyaman disebut sebagai pembicara. Di sini saya hanya ingin memfasilitasi, diskusi bersama dengan teman-teman mengenai kewirausahaan," ujarnya.
Ansor Way Kanan menurut dia, mempunyai sejumlah kegiatan kewirausahaan, salah satunya Hijamah Sambil Beramal, kemudian Bantuan Madu. "Tadi bicara lima menit dengan salah satu staf dan langsung membeli madu seharga Rp200 ribu. Harga sebenarnya Rp100 ribu, kami jual Rp200 ribu, nah Rp100 ribu itu digunakan untuk membantu pelaksanaan Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional atau BPUN selama satu bulan. 60 pelajar kurang mampu namun berprestasi kami fasilitasi agar bisa masuk perguruan tinggi negeri dengan mudah dan murah," kata penggiat Gusdurian Lampung itu.
Ia melanjutkan, madu tersebut merupakan hasil peternakan kader Ansor. "Saya tidak beternak lebah, tidak perlu modal juga untuk membeli madu. Modalnya hanya kepercayaan dan strategi, dan Alhamdulillah dapat hasil," kata dia.
Alumni Susbanpim II PP GP Ansor itu mengajak peserta mengisi kuisioner mengenai kewirausahaan, hambatan hingga cara memasarkan. "Saya percaya, masukan banyak orang akan bermanfaat dan kuat dibanding dengan satu orang. Dan terbukti, teman-teman tadi sedikit banyak paham mengenai wirausaha, langkah-langkah dalam berwirausaha. Dan yang menjadi hambatan ditulis rata-rata adalah modal. Bantuan Madu yang saya contohkan tadi menampik jika harus mendapat uang harus dengan uang," paparnya.
Sejumlah video mengenai wirausaha kreatif ditampilkan, seperti botol plastik bekas dan bonggol jagung yang diubah menjadi lampu hias. Termasuk video-video lucu sebagai hiburan peserta.
"Jangan dilihat lucunya saja, tapi bagaimana idenya. Walt Disney pembuat kartun Micky Mouse mengajarkan sesuatu yang sederhana: Ingatlah, semua ini berawal dari seekor tikus, tanpa inspirasi kita akan binasa. Wirausaha juga butuh inspirasi, kreativitas, inovasi dan jaringan. Tapi jangan lupa, wirausaha yang bagus yang dilakukan, bukan yang ditanyakan terus seperti kata Bob Sadino," kata dia.
Dalam skala penilaian 5 sangat memuaskan, 4 memuaskan, 3 baik sekali, 2 baik dan 1 cukup yang disediakan panitia untuk menilai Gatot meliputi pemberian motivasi, pencapaian tujuan kegiatan, penguasaan materi, penggunaan metode dan pemanfaatan media serta cara penyampaian materi, 80 persen peserta memberikan penilaian antara 3 hingga 5.
No comments:
Post a Comment